:Ketua Umum SH Terate Pusat Madiun, H. Tarmadji Boedi Harsono, SE,
meminta warga di seantero tanah air jangan temakan isu dikotomi jurus
lama dan jurus baru. Sebab, jika hal itu selalu diperdebatkan, bisa
berdampak pada perpecahan pada jalinan persaudaraan di tubuh organisasi
tercinta.
Himbauan itu disampaikan di depan peserta Rakernas SH Terate di Padepokan SH Terate Pusat Madiuin, Sabtu. Dikatakan Mas Madji, demikian ketua Umum SH Terate akrab dipanggil, akhir-akhir ini muncul isu soal dikotomi jurus lama dan jurus baru. Bahkan, sejumlah oknum warga mencoba mengekploitasi dikotomi itu dan menyebarkannya di sejumlah cabang. ” Ada yang mengaku, ini yang asli. Itu bukan asli,” katanya.
Dampaknya, muncul friksi di tengah jalinan persaudaraan yang telah terbentuk. Padahal, tujuan akhir SH Terate, adalah membentuk manusia berbudi luhur tahu benar dan salah dalam jalinan persaudaraan kekal abadi. Mas Maji mempertanyakan, jika dikotomi itu diperuncing dan timbul perpecahan, apakah hal itu membawa manfaat?
Kepada penyebar jurus lama, diminta menghentikan kegiatannya. Atau menelaah kembali dengan arif dan tidak mencoba mempengaruhi warga untuk mengikuti jejaknya.”Saya tidak melarang saudara mempelajari itu. Tapi tolong, ditelaah dengan arief dan hanya dijadikan sebagai pengayaan gerak.. Tidak lantas diperdebatkan yang hasilnya justru memunculkan friksi di tubuh persaudaraan,” tegasnya.
Himbauan itu disampaikan di depan peserta Rakernas SH Terate di Padepokan SH Terate Pusat Madiuin, Sabtu. Dikatakan Mas Madji, demikian ketua Umum SH Terate akrab dipanggil, akhir-akhir ini muncul isu soal dikotomi jurus lama dan jurus baru. Bahkan, sejumlah oknum warga mencoba mengekploitasi dikotomi itu dan menyebarkannya di sejumlah cabang. ” Ada yang mengaku, ini yang asli. Itu bukan asli,” katanya.
Dampaknya, muncul friksi di tengah jalinan persaudaraan yang telah terbentuk. Padahal, tujuan akhir SH Terate, adalah membentuk manusia berbudi luhur tahu benar dan salah dalam jalinan persaudaraan kekal abadi. Mas Maji mempertanyakan, jika dikotomi itu diperuncing dan timbul perpecahan, apakah hal itu membawa manfaat?
Kepada penyebar jurus lama, diminta menghentikan kegiatannya. Atau menelaah kembali dengan arif dan tidak mencoba mempengaruhi warga untuk mengikuti jejaknya.”Saya tidak melarang saudara mempelajari itu. Tapi tolong, ditelaah dengan arief dan hanya dijadikan sebagai pengayaan gerak.. Tidak lantas diperdebatkan yang hasilnya justru memunculkan friksi di tubuh persaudaraan,” tegasnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar