Tali kolor yang berwarna putih itu melambangkan pengikat hawa nafsu. Yang diikat dadamu dan pinggangmu.
Tirakat itu seumpama tali yang mengekang hawa nafsu, supaya tidak berkeliaran bebas... (Seperti layaknya angon wedhus).
Pakaian sakral itu setiap detilnya mengandung ajaran kehidupan. Makanya
disebut sakral. Jadi dengan memakainya diharapkan laku lampah para
warga selalu ternaungi ilmu... Layaknya pakaian yang menutupi wirangmu.
Tapi lagi-lagi memakai pakaian sakral ya harus pakai adab dan tatakrama. Orang keblinger kalau sembrono memakai.
Kembali pada tali kolor.
Tali kolor seperti yang telah saya sebutkan maknanya, merupakan
perlambang penting dalam kehidupan seorang warga. Coba tali kolormu
tidak ditalikan, melorot dadi wirang to? Yah, begitulah hawa nafsu yang
tidak dikendalikan, akan membuatmu wirang/ malu/ hancur dirimu.
Tali kolor ada yang kecil dan semakin besar. Itupun kau harus
mensejajarkan dengan tingkat tirakat/ pengendalian dirimu. Kalau masih
sembrono ya pakai yang kecil saja. Kalau tirakatnya sudah kuat matang ya
silakan pakai yang besar. Jangan asal gaya-gayaan. Lho ini pakaian
sakral, bukan ajang fesyen.. Masih kelas 1 mau pakai atribut kelas 6. Ya
kalau orang faham kan harusnya malu sendiri.
Semoga menjadi manfaat
Tidak ada komentar:
Posting Komentar